Rabu, 04 Juli 2012

menulis di malam aku merindukan rumah (sangat)

malam ini mungkin saatnya aku menulis setelah segala kepenatan yang aku selingi membaca belum juga berakhir. merampungkan dua novel dalam dua hari cukup membuatku gatal untuk menulis, meskipun aku selalu mentok ketika mesin yang bisa mengetik kalimat ini sudah dihadapanku.

baru saja kuseduh jahe wangi, minuman penghangat tubuh yang memang wangi dengan jerangan air mendidih yang baru saja ku angkat dari perapian. menghirupnya, dan aku kembali teringat pada rumah. rindu yang sudah menyesak dan lama aku tahan ini rubuh ketika sesapan pertama minuman hangat itu mampir dilidahku. Hmm, aromanya membuat aku semakin ingin pulang. Aroma minuman hangat yang selalu aku buat bersama ibu atau ayahku jika malam dingin, di rumah. mungkin terlalu cengeng untuk berkata 'ingin pulang' ketika di perantauan seperti ini -okay, rumahku memang hanya 1 jam dari kampusku. tapi tetap saja ini perantauan- apalagi aku sedang berada dalam sebuah kegiatan. Seperti sudah di haramkan untuk mengucapkan 'aku ingin pulang' ketika berkegiatan. Dulunya aku penganut agama ini, aku korbankan semuamua waktuku daaaaaaaaaannnnn.... eng-ing-eng... agama khayalan. nyatanya juga ego sendiri-sendiri yang dipakai. Hah, frontal memang, tapi ini ketidakadilan yang kurasa. Ku korbankan waktu bersama keluarga, hingga acara-acara yang seharusnya tak boleh ku tinggal -hingga ketika kakekku meninggal pun harus ku korbankan egoku demi memenuhi tanggung jawab dan akhirnya tak bisa ku lihat jasadnya untuk terakhir kalinya-.

Sejujurnya bukan tugas yang menumpuk yang membuat hati ini selalu penuh sesak. namun tekanan batin justru yang lebih besar menyumbangkan segala sumber kepenatan ini. aku sudah berusaha sebaik mungkin tak meninggalkan tanggung jawab dan ber-positive- thingking atas segalanya.... Huh, nyatanya seperti ini juga. aku kalah, kalah pada keadaan. aku selalu ingin berteriak jika penat ini sudah mencapai ubun-ubun.

berteriak sekencang-kencangnya sampai semua sadar,, aku juga berkorban dan tak ingin pengorbananku sia-sia!

aaahhhhh..... TUHAAAAAAAAAAAAAANNNN... aku ingin lari... dan hanya ingin memeluk ayah dan ibuku....... hanya mereka yang mengerti bahasa keresahanku............ hanya mereka yang menjadi oase hati ini...



Miss U Mom, Dad, Brothers

Tidak ada komentar:

Posting Komentar