Jumat, 23 September 2011

seperti pohon dipantai glagah


Ada satu pemandangan yang aku capture ketika berkunjung ke Pantai Glagah. Seperti ini deskripsi dariku:


Pohon itu berdiri menjulang  diantara rerumputan dan jauh dari segala bangunan yang ada. Pemandangan itu indah bila dipandang dari sudut sini, apalagi dengan background langit yang begitu biru.Namun jika dilihat lebih seksama, ada suatu perasaan lain disana. SENDIRI. Ya, sendiri diantara keramaian yang ada. Padahal seharusnya juga ia menjadi bagian dari keramaian landscape itu. menjadi suatu objek yang seimbang disana. menjadi satu tuitik fokus.

Seindah apapun gambar itu,, tapi tetap saja ada yang setiap tahun berdiri sendiri disana dibawah terpaan matahari dan tempaan malam.

Seperti layaknya aku yang selalu berdiri sendiri disetiap siklus hidup yang telah berjalan kurang lebih sembilanbelas tahun ini. Lagi dan lagi selalu aku merasa pada titik bahwa aku sendiri meski pada mulanya selalu banyak canda tawa mereka disekelilingku. Mungkin bukan sirna suara-suara mereka disekelilingku. Namun, dan lagi lagi namun semakin lama seperti semakin ada selaput tipis bening takkasat mata yang menghalangiku dari keramaian diluar.

Tidak, akupun sebenarnya tak merasa terasing karena wujud mereka benar masih ada disekelilingku. Namun perasaan ini. Perasaan untuk dapat dimengerti. Sedangkan hingga sekarang aku masih merasa belum ada yang bisa sepenuhnya mengerti diriku. Memang aku jarang bercerita pada teman-temanku dulu waktu di SD, sahabat-sahabatku di SMP maupun SMA, atau juga pada kawan-kawanku dikampus maupun dikos. Aku memang tak terbiasa untuk bercerita. Aku lebih banyak diam danmenyembunyikan perasaanku agar tak merugikan orang lain. Pikirku itu baik, namun pasti tidak dengan anggapan beberapa orang yang lain. Dampaknya bisa aku rasakan. Ya, tak pernah ada yang mengerti ceritaku sehingga tak ada yang mengerti aku. Bukan salah mereka, tapi aku juga tak ingin menyalahkan diriku sendiri. Seiring berjalannya waktu membuat aku semakin kelu untuk menceritakan tentang kehidupanku pada mereka. Aku sudah terbiasa untuk diam. Cerita tentangku tak pernah aku anggap menarik. Lalu hatiku semakin terasing dan sering merasa sendiri. Jika aku butuh orang untuk mengerti keadaanku saat aku jatuh, aku selalu harus mencari dan aku tak pernah menemukan. Lantas semua kembali kupendam.

Aku tidak akan mengakhiri cerita ini dengan berkata "finally aku bisa menjadi lebih terbuka pada mereka" karena memang sampai sekarangpun siklus itu masih berputar..
Tapi inilah aku. Entah ini hal baik yang harus dipertahankan atau hal buruk yang harus segera kuubah.
Ya, hanya bisa merenung dan mencoba mengerti diriku dengan keadaanku sendiri seperti pohon itu yang harus mengerti jika hanya ia senderi yang berbeda disana. yang hanya menyendiri. Namun berusaha untuk menjadi pelengkap keadaan yang indah. DAn yang harus aku pelajari dari pohon itu adalah, aku harus bisa tetap berdiri kokoh agar semua berjalan dengan indah :D

1 komentar:

  1. aku rasa setiap orang diam-diam menanggung kesendirian dan kesepian didunia ini...
    dengan kesendirian dan kesepian, melihat hiruk pikuk dunia dengan lebih tenang

    BalasHapus