Sabtu, 26 September 2009

kisah luna

KISAH LUNA
Berteman dengan alam


LUNA, sesosok gadis yang biasa saja selayaknya gadis lain. Namun dia juga berbeda dengan orang lain. Dia sangat senang dengan segala sesuatu yang berhubungan dengan alam. Walaupun disekolah dia tidak mengikuti extrakurikuler pecinta alam, namun rasa sayangnya terhadap alam tetaplah sangat besar. Dia selalu merasa nyaman saat bersentuhan dengan alam. Alam yang sangat ia sukai adalah bulan, malam, dan hujan. Tak tau mengapa, ketiga hal itu selalu membuatnya merasa nyaman.


BULAN, mungkin saja karena namanya Luna jadi ia menyukai bulan. Tapi sepertinya juga bukan. Karena sebelum mengetahui arti dari namanya, ia sudah menyukai bulan. Bulan itu selalu tampil anggun dilangit atas sana. Seperti apapun keadaan dia yang sebenarnya yang penuh luka dan lubang, ia akan selalu tersenyum pada orang-orang yang melihatnya tanpa memperlihatkan luka-lukanya. Itu mirip dengan sifat Luna. Luna bukan berarti ingin membohongi orang-orang yang melihat dia. Dia hanya berusaha agar orang-orang yang bersedih akan tersenyum saat bersamanya dan orang yang sedang gembira akan lebih bahagia lagi jika melihatnya. Dan dengan seperti itu, luka dan kabut gundah yang menyelimuti Luna perlahan-lahan akan menghilang.


MALAM, kenapa ia menyukai malam? Karena malam itu indah. Malam yang dingin dan pekat serasa selimut hangat untuknya. Dalam malam yang tak berujung Luna bisa bercerita apa saja terhadap dirinya. Malam selalu mempersilahkan ia melihat lebih dalam. Bukan hanya bintang dan bulan yang bisa dia pelajari lewat malam, namun tentang kehidupan yang lebih dalam di dalamnya. Luna selalu membayangkan jika bintang dan bulan itu adalah gerbang menuju malam dan di dalam malam, banyak hal yang bisa terungkap tanpa pernah terucap. Ya, sejujurnya di selalu bermain-main dengan fikirannya saat malam tiba. Memandang malam itu sangat nyaman dan tenang. Tidak seperti saat memandang siang yang sialau karena matahari, sungguh tidak nyaman dimata. Itulah kenapa Luna menyukai malam yang ia anggap sebagai kakanya.


HUJAN juga hal yang sangat disenangi oleh Luna. Saat hujan turun, ia seperti merasakan sendiri saat bumi bersorak dengan riang menanggapi kesegaran yang ia dapat dari sang hujan. Kesegaran yang menyejukkan hati. Bagi Luna, memandang hujan dan aliran airnya adalah mengalirkan segala kabut gelap dipikirannya agar menghilang. Mendengar suara tetesan hujan serasa mendengar nyanyian alam yang sangat merdu. Sesekali saat pulang sekolah dan suasana sedang hujan, ia senang tidak menggunakan payung yang ia bawa. Ia lebih senang bercengkrama langsung dengan hujan walaupun saat itu sanagt deras sekali. Saat tubuhnya meraskan dinginnya air hujan, itulah hal yang sangat mengasikkan. Semakin ia menggigil kedinginan, semakin besar pula rasa cintanya pada hujan. Hujan adalah teman bermain Luna yang sanagt ia sayangi.


-LooneviL-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar